PENTUAN
KADAR ASPIRIN DENGAN METODE ALKALIMETRI
Hari/Tanggal
Praktikum : Rabu/20 Maret 2013
Tempat
Praktikum : Lab. Kimia Jurusan
Analis Kesehatan
A. LATAR
BELAKANG
Aspirin
merupakan suatu asam karboksilat. Aspirin atau asam asetil salisilat (asetosal)
adalah suatu jenis obat dari keluarga salisilat yang sering digunakan sebagai
analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam),
dan anti-inflamasi. Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan digunakan dalam
dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung.
Aspirin
pertama kali digunakan dalam pengobatan oleh Dresser pada tahun 1899. Aspirin
pertama kali dibuat olah kalbe pada tahun 1874 dengan mengubah asam salisilat
dengan anhidrid asam asetat. Asam hidrogen pada gugus hidroksil dari asm
salisilat telah diganti dengan gugus acid yang juga dapat dilakukan dengan
menggunakan asetil klorida dengan asam salisilat pada keton.
Aspirin
merupakan senyawa ester fenil yang
tersubstitusi. Sebagaimana bentuk ester aromatik pada umunya. Aspirin mempunyai
gugus rawan yang sangat peka, dengan kata lain, aspirin relatif tidak stabil
terhadap pengaruh hidrolisis dan proses pemindahan hasil yang lain, profil laju
pH nya terkesan sebagai reaksi hidrolisis terhatifis asam spesifik dan basa
spesifik. Diperlukan pengetahuan lebih mendasar terhadap pemantauan kadar
aspirin guna mempermudah pemantauan kadar obat dalam darah. Hal ini dilakukan
terutama pada pasien yang mengkonsumsi aspirin dalam jangka waktu panjang,
untuk meminimalisir efek samping obat.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa
dapat membuat larutan baku Asam oksalat 0,1 N yang diperlukan dalam titrasi
2. Mahasiswa
dapat melakukan pembakuan NaOH dengan larutan Asam oksalat.
3. Mahasiswa
dapat melakukan penetapan kadar aspirin dengan menggunakan metode alkalimetri.
C. PRINSIP
Prinsip penetuan kadadr
aspirin dapat dilakukan dengan metode titrasi asam-basa. Metode titrasi yang di gunakan
adalah penetapan kadar dengan cara alkalimetri. Alkalimetri merupakan titrasi
menggunakan larutan standar basa yang digunakan untuk menentukan asam. Untuk
mengetahui konsentrasi aspirin dilakukan titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N.
Gugus asetil dalam reaksi netralisasi ini lebih sukar lepas daripada gugus
karbonil sehingga terjadi reaksi sebagai berikut :
|
→
|
|
Titrasi dilakukan dengan
menggunakan indikator fenolftalein dengan trayek pH 8,3 – 10. Titik akhir
titrasi ditandai saat terjadi perubahan warna yang konstan dari tidak berwarna
menjadi merah muda (fuchsian). Jika NaOH yang
ditambahkan berlebih, maka akan terjadi reaksi sebagai berikut :
|
→
|
|
D. CARA
KERJA
1. Alat
a) Gelas
beaker g) Erlenmeyer
b) Pipet
volume h) Buret, klem dan statif
c) Pipit
tetes i) Spatula
d) Bola
hisap j) Batang pengaduk
e) Labu
takar k) Neraca analitik
f) Kompor
listrik
2. Bahan
a) Larutan
baku NaOH 0,1 N
b) Larutan
Asam oksalat 0,1 N
c) Indikator
fenolftalin (pp) 0,1%
d) Etanol
95%
e) Aquadest
f) Sampet
tablet aspirin